Maruki.id— Kita semua ingin koperasi bangkit. Tapi pertanyaannya, apakah koperasi sudah siap masuk ke dunia digital? Terutama koperasi desa, yang jadi ujung tombak dalam program pemerintahan Prabowo-Gibran: Koperasi Desa Merah Putih.
Sebagai digital marketer yang sering bekerja dengan pelaku usaha lokal, saya percaya satu hal: produk lokal tidak kalah kualitas, hanya sering kalah panggung. Di sinilah peran digital marketing menjadi sangat penting. Ia bukan hanya alat promosi, tapi jembatan antara potensi desa dan pasar yang lebih luas.
Desa punya banyak produk unggulan: beras organik, kopi, kerajinan bambu, madu hutan, bahkan olahan pangan rumahan. Tapi sayangnya, sebagian besar belum punya kemasan yang menarik, belum punya akun media sosial, apalagi toko daring. Padahal, inilah era di mana pembeli tidak lagi menanyakan “dari mana kamu beli?”, tapi “lihatnya di mana?”.
Digital marketing untuk koperasi tidak perlu muluk-muluk. Mulailah dari yang sederhana tapi konsisten:
* Buat akun media sosial seperti Instagram atau tiktok koperasi dan posting konten rutin, cerita petani, proses pembuatan, testimoni warga.
* Gunakan WhatsApp Business untuk pemesanan langsung.
* Ikutkan produk koperasi ke marketplace lokal seperti Tokopedia, Shopee, atau bahkan katalog e-warung desa.
* Bangun identitas visual koperasi, logo, warna, gaya bahas, agar tampil lebih profesional dan terpercaya.
Yang terpenting, digital marketing harus dikawal oleh orang muda desa. Anak-anak muda yang biasa pegang HP, bisa jadi admin medsos koperasi, fotografer dadakan, atau content creator lokal. Dengan sentuhan mereka, koperasi bukan hanya aktif secara ekonomi, tapi juga eksis secara digital.
Program Koperasi Desa Merah Putih bisa jadi game-changer jika dibarengi strategi digital yang tepat. Pemerintah boleh bantu dari sisi modal dan pelatihan, tapi koperasi sendiri harus berani berubah. Tidak cukup hanya menunggu pembeli datang ke warung. Sekarang saatnya koperasi datang ke layar pelanggan, melalui konten yang jujur, menarik, dan khas desa.
Karena di zaman sekarang, produk desa tidak boleh lagi jadi rahasia lokal. Dengan digital marketing, ia bisa jadi cerita nasional bahkan mendunia.
Andi Hasmuliadi
Pegiat Digital Marketing

